Hormon oksitosin atau yang biasa disebuthormon atau cinta atau hormon berpelukan dapat meningkatkan performa seksualpria. Manfaat ini sama seperti yang didapat dari Viagra.
Sampai-sampai peneliti Viagra pun sangatterkesan hingga ia menggambarkan pengobatan berbasis oksitosin memiliki'potensi blockbuster'.
Oksitosin adalah hormon yang dibuat di dalamtubuh pria maupun wanita secara alami dan hormon ini terlibat dalam aktivitasseks, daya tarik seksual serta terbentuknya kepercayaan dan keyakinan diri.
Hormon ini sangat berperan selama persalinandan memicu produksi air susu sehingga membantu memperkuat ikatan ibu dan anak.
Hormon ini juga baru diketahui mampu membuatpria lebih sensitif dan memahami perasaan orang lain, namun efeknya pada fisikpria tidak diketahui hingga kini.
Peneliti di California mempublikasikan tulisantentang efek hormon tersebut setelah memberikannya pada pria menikah dengantiga anak yang menderita attention deficit disorder atau gangguan pemusatanperhatian dan kesulitan memelihara hubungan sosial.
Hubungan dengan istrinya juga berada dalamkesulitan dan obat-obatan konvensional tak cocok dengannya atau memiliki efeksamping yang tak ia inginkan.
Menurut laporan Journal of Sexual Medicine,dengan menyemprotkan hormon ke hidung dua kali sehari tak hanya membantu fobiasosialnya namun juga memunculkan keajaiban bagi kehidupan seksualnya, sepertidikutip dari Dailymail.
Libidonya berubah dari 'sangat lemah' menjadi'kuat', gairah seksualnya dari 'sulit' menjadi 'mudah' dan ia mengaku lebihmudah melakukan seks dan performanya pun lebih memuaskan.
Semprotan tersebut juga menghasilkan manfaatemosional. Pria itu mengatakan bahwa ia mengaku lebih mudah untuk menunjukkankasih sayang kepada istrinya, sedangkan istrinya mengaku suaminya jadi inginlebih dekat dengannya dan lebih suka meraba-raba.
Namun tidak semua efeknya bisa diterima begitusaja.
Pria yang diidentifikasi sebagai Mr. Btersebut juga memeluk seorang koleganya dengan cara yang 'berbeda darikarakternya'. Sewaktu tulisan ini dibuat, pria tersebut tidak mengalami efeksamping, meski menggunakan semprotan oksitosin dua kali sehari selama beberapabulan.
Namun dampak positifnya hilang jika iaberhenti menggunakan semprotan tersebut.
Peneliti University of California mengatakanbahwa perbaikan tersebut juga 'sesuai' dengan pemakai Viagra.
Peneliti menyimpulkan: 'Penemuan ini mendukungpercobaan yang meneliti penggunaan oksitosin untuk mengobati masalah-masalahdalam aspek vital fungsi manusia, terutama dalam konteks hubungan cinta yangstabil."
Peneliti lainnya juga mengatakan bahwa karenaViagra tak mampu bekerja dalam semua kasus, maka sangat dibutuhkan adanya obatbaru.
Mike Wyllie, salah satu anggota tim penelitiyang menemukan dan mengembangkan Viagra untuk perusahaan farmasi Pfizermengatakan bahwa bagi beberapa pria yang telah dioperasi, pil biru keciltersebut hanya dapat bekerja pada 10 persen kasus saja.
Dengan penjualan Viagra dan pil sejenis yangmencapai 2,5 miliar poundsterling pertahun di seluruh dunia, akan ada miliarankeuntungan lagi yang bisa dihasilkan oksitosin.
Dr. Wyllie mengatakan bahwa obat berbasisoksitosin ini bisa memiliki 'potensi blockbuster'.
Meski begitu ia juga memperingatkan bahwapengawas obat-obatan harus lebih berhati-hati dalam menyetujui obat yangmemiliki efek emosional yang sama dengan dampak fisiknya tersebut.